Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 14:18:38【Resep Pembaca】398 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Jakarta Barat, Satria Jayaputra member

Jakarta (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan menyebutkan bahwa menu diduga menyebabkan keracunan 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan, Jakarta Barat berupa puding dan mi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kalau puding memang kami pakai orang kedua, jadi dibuat oleh UMKM. Kalau mi basah juga kami ambil dari UMKM karena ngakut kewalahan kalau buat sendiri. Telur kami olah langsung,” kata Kepala SPPG Meruya Selatan, Satria Jayaputra di Jakarta, Senin.
Satria mengangakan, SPPG memang diperbolehkan mengambil produk UMKM asalkan mereka sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersertifikat halal.
Adapun keputusan mengganti susu dengan puding sebagai menu tambahan lantaran stok susu di Jakarta saat itu habis.
“Awalnya mau pakai susu, tapi stoknya habis, jadi diganti puding,” kata Satria.
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, sekolah di Jakbar jajak pendapat orang tua
Satria pun membenarkan adanya seorang siswa melapor bahwa tercium aroma ngak sedap dari puding yang dibagikan.
“Ada satu anak yang bilang baunya kayak asap rokok. Tapi setelah saya cium, ternyata memang ada aroma gosong dari puding itu,” kata dia.
Kendati penyebab pasti keracunan masih diselidiki pihak Badan Gizi Nasional (BGN), pihaknya telah memutus kerja sama dengan UMKM dalam pengolahan makanan MBG.
“Ke depan, kami sudah ngak akan pakai UMKM lagi. Lebih baik semuanya kami buat sendiri di dapur supaya tahu bahan-bahannya aman dan prosesnya bersih,” kata Satria.
Sebelumnya, sebanyak 20 siswa SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, SDN di Jakbar setop program 10 hari
Kepala SDN Meruya Selatan 01, Siti Sofyatun mengangakan kejadian itu terjadi pada hari ketiga sekolahnya mendapat jatah MBG, tepatnya Rabu (29/10).
Indikasi keracunan terlihat saat 20 orang anak menunjukkan gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG yang terdiri dari mi, telur kecap, puding dan beberapa item menu lainnya.
"Tujuh yang ke RSUD, karena waktu itu Puskemas Kembangan lagi penuh. Jadi, akhirnya kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah 13 anak itu ditangani sama dokter. Artinya ngak parah," ujar Siti.
Kendati hasil resmi laboratorium belum keluar, Siti menduga item menu yang menyebabkan keracunan adalah mi atau puding.
Puluhan siswa tersebut kini dipastikan aman dan sudah kembali beraktivitas setelah mendapat perawatan. Mereka pun sudah kembali bersekolah keesokan harinya.
Baca juga: Diduga keracunan, SDN Meruya Selatan 01 hentikan sementara pasokan MBG
Suka(8187)
Artikel Terkait
- BPS: Konsumsi RT tumbuh 4,89 persen, disokong transportasi
- Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun
- Mo Mo si Gajah rayakan ulang tahun ke
- Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun
- 11 SPPG 3T di Karimun dalam proses pembangunan
- Kemenag: 5.623 peserta didik madrasah Batam terima manfaat Program MBG
- 500 penjamah makanan SPPG di Tangerang sudah bersertifikat
- Kalbe ajak masyarakat kelola gula darah dengan metode 5 J
- Misi dagang sektor rempah bukukan transaksi Rp239,4 miliar di Belanda
- Tips mengurangi akrilamida di makanan sehari
Resep Populer
Rekomendasi

Pemkot Jakbar tindaklanjuti kasus keracunan MBG di SDN Meruya Selatan

Anggota Komisi VII DPR: Maksimalkan promosi wisata Kalbar lewat medsos

586.074 anak telah menerima manfaat program MBG di Riau

Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator

Badan Gizi Nasional tekankan kebersihan MBG cegah keracunan pada anak

Penelitian: Manusia bergerak 40 kali lebih jauh dibanding semua satwa

Hari ini Senin 27/10, On Time Performance Kereta Kembali Pulih

Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun